Bisnis peternakan itu seni. Yang namanya usaha tentu saja yang terbayang dalam pikiran kita adalah keuntunganya, semakin besar keuntungan yang mungkin didapatkan akan semakin membuat kita bersemangat untuk menekuninya.
Tetapi, bila dalam menjalankan sebuah usaha yang menjadi motivator utamanya adalah hanya keuntungan semata, maka akan sulit sekali kita bisa mendapatkan hasil yang optimal.
Yang paling utama harus kita miliki dalam suatu usaha adalah rasa menyenangi dengan pekerjaanya. Seperti dalam bisnis peternakan ini, jika kita pertama kali memulai usaha ini hanya tertarik oleh suatu keuntungan nya saja, yaitu hanya melihat pada saat harga telur sedang maksimal maka pada saat harga telur sedang kurang bagus, tentu kita akan banyak sekali berkurang semangatnya.
Menurut saya, keberhasilan dalam beternak itu ada 2 macam. Yang pertama adalah berhasil secara finansial, dimana setiap tahunya populasi kita semakin bertambah. Dan yang kedua adalah berhassil dalam hal pemeliharaan, seperti kondisi saat ini walaupun secara profitnya tidak menguntungkan tetapi dengan melihat kutukan yang sehat dan lincah, maka kita bisa juga merasakan kesenanganya. Karena selalu ada harapan bahwa hari esok akan menjadi lebih baik
Kendati makanan dan minuman sehari-hari juga terdapat kandungan vitamin dan mineral yang dibutuhkan merpati, vitamin serta mineral masih harus diberikan. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi kekurangan vitamin dan mineral.
Kebutuhan vitamin dan mineral sangat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, memperkuat otot, memperlancar metabolisme tubuh, dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Vitamin yang dibutuhkan sesuai kebutuhan meliputi vitamin A (menyehatkan dan mempertajam penglihatan mata), B kompleks (memperkuat otot dan saraf, meningkatkan daya tahan tubuh, nafsu makan, dan kemampuan terbang serta mempertahankan sel darah merah), C (menyehatkan kulit), D (membantu pertumbuhan tulang dan bulu), E (memperkuat otot dan jaringan tubuh), dan K (mempercepat pembekuan darah).
Sementara mineral yang diperlukan meliputi fosfor (P), ferum (Fe), ,iodium (I), kalsium (Ca), kuprum (Cu), mangan (Mn), dan seng (Zn). Mineral-mineral tersebut sangat membantu pembentukan hemoglobin dan hormon, metabolisme tubuh, menumbuhkan otot, membentuk sel darah merah, memperkuat otot jantung, menumbuhkan tulang kerangka, menumbuhkan badan, serta mengaktifkan organ.
Pemberian vitamin dan mineral dapat dicampur dengan makanan sehari-hari. Bila pakannya berupa biji-bijian sementara mineral yang akan diberikan berupa bubuk, pencampuran dapat dilakukan dengan dicampur minyak ikan atau madu. Pencampuran ini sekaligus juga untuk menambahkan vitamin.
Sementara untuk obat-obatan sebaiknya diberikan saat diperlukan saja, misalnya dalam kondisi sakit, menjelang lomba, atau selesai lomba agar dapat menghilangkan rasa lelah. Misalnya diberikan obat antistres seusai mengikuti lomba atau perjalanan jauh. Hal ini untuk mengantisipasi agar kesehatan burung tidak terganggu.
Obat-obatan yang diberikan biasanya hasil ramuan sendiri, berupa ramuan rempah-rempah yang ditambah madu dan kuning telur. Selain itu, ada juga yang menggunakan tambahan obat-obatan yang biasa digunakan manusia hanya saja dosisnya harus lebih kecil atau membeli obat-obatan yang sudah jadi, misalnya Rudal, Canary Post, Supervit Drops, serta obat antistres yang banyak dijual di toko-toko obat dan makanan burung.
Merpati kentong adalah sebutan merpati lokal yang sering dijadikan ajang aduan. Aduan merpati lokal ini juga mempunyai peraturan tersendiri. Tidak lagi diletakkan di satu tempat yang dijadikan finis, melainkan tetap menggunakan kandang masing-¬masing sebagai finis dengan pelepasan pada satu tempat yang ditentukan. Jarak pelepasan biasanya lebih dekat dibanding dengan merpati pos, yaitu hanya mencapai puluhan kilometer.
Istilah merpati kentong ini diambil dari kebiasaan saat diadu. Masing-masing lawan menempatkan satu orang pengawas di kandang masing-masing sebagai finis dengan menggunakan alat kentongan sebagai tanda bila merpati sudah sampai di finis. Ada jugksebagai tanda mencapai finis digunakan bendera khusus yang dikenal dengan istilah kebut. Model aduan semacam ini banyak dilakukan di daerah Jawa Timur, khususnya daerah Surabaya dan sekitarnya.
Pada aduan merpati kentong biasanya hanya dua merpati yang diadu kecepatannya dan lokasi lawan relatif berdekatan sehingga antara kandang dapat memantau kedatangan masing-masing merpati baik dari suara tanda kentongan atau melihat langsung. Rentuk lomba merpati semacam kentong boleh dibilang bersifat ilegal dan masih dihantui penggerebekan pihak kepolisian. Mengingat aduan merpati kentong hampir tidak bisa dipisahkan dengan bentuk perjudian.
Aduan merpati semacam ini juga tidak bisa dijadikan atraksi wisata karena biasanya tidak bisa dipindahkan ke tempat yang diinginkan pada satu tempat untuk lebih mudah ditonton. Jika terpaksa harus menggunakan kandang yang sama pada satu tempat yang ditentukan, membutuhkan waktu yang cukup lama. Misalnya, untuk membiasakan tinggal serta harus melakukan latihan terbang kembali ke kandang yang dimulai dari awal.
Jenis merpati lokal ini memang hanya dilombakan pada jarak puluhan kilometer. Namun, perlombaan ini sangat mengasyikkan dan telah menjadi tontonan gratis bagi masyarakat. Merpati-merpati lokal mempunyai kebiasaan terbang sangat tinggi hingga tidak kelihatan. Begitu mencapai ketinggian di atas kandangnya langsung terbang menukik dengan kecepatan penuh. Bahkan, sering ditemukan merpati jenis ini mati saat berlomba akibat terlalu kerasnya membentur atap kandang atau kawat yang melintang disekitar kandang.
Sesuai namanya semula merpati ini dipelihara untuk kepentin¬gan mengirim surat. Tentu saja pengiriman surat yang dilakukan merpati jenis ini berbeda dengan petugas kantor pos. Jika petugas mengirim ke alamat yang dituju (beberapa alamat), merpati hanya bisa membawa surat atau pesan ke satu alamat. Alamat tersebut tak lain adalah rumah pemiliknya, di mana merpati itu dipelihara. Kebanyakan merpati pos dimanfaatkan saat terjadi perang atau bepergian sehingga pihak keluarga yang ditinggalkan dapat mengetahui kebutuhan, kondisi, atau posisi pengirim.
Dapat dikatakan, yang disebut merpati pos yang pertama adalah carrier pigeon berasal dari Timur Tengah yang banyak dikembangkan di Inggris. Muncul kemudian berbagai jenis merpati pos hasil silangan dari carrier pigeon dengan jenis merpati lain sehingga kekurangan sifat carrier pigeon yang hanya mampu menempuh jarak 200 km, cepat lelah, dan terbang rendah bisa diatasi. Merpati yang digunakan untuk memperbaiki di antaranya dragoon, cumulet, frill, tumbler, serta jenis lain yang diakui keunggulannya.
Dari hasil kawin silang akhirnya di Belgia muncul jenis modern racing homer yang lebih populer disebut belgian homer. Merpati pos yang kini berkembang di seluruh dunia diakui keturu¬nan belgian homer yang menjadi penerbang tangguh dan mampu menempuh jarak jauh dengan cepat.
Meski awalnya merpati pos digunakan sebagai pengirim berita, kini hampir di seluruh dunia berubah fungsinya, yaitu digunakan sebagai merpati pacuan. Bentuk pacuan merpati pos mempunyai aturan tersendiri berbeda dengan jenis merpati pacuan lainnya.
Merpati pos yang akan diadu ditempatkan di satu kandang sejak masih anakan (baru saja bisa makan sendiri), dengan mendapat perawatan dan latihan khusus. Hal ini dilakukan karena sifat merpati pos yang mempunyai naluri pulang kandang sangat besar. Dengan demikian, bila sudah dewasa akan sulit pindah ke rumah yang baru atau akan kembali ke kandangnya semula, meskipun sudah dipelihara beberapa waktu lamanya.
Lomba merpati pos diadakan dengan tempat start dan finis yang sama pada jarak tertentu (hingga mencapai ribuan kilometer). Tentu saja merpati pos yang sampai pada kandang (finis) paling cepat keluar sebagai juara. Penggemar yang sering mengadakan aduan merpati pos kebanyakan terhimpun dalam wadah POMSI (Persatuan Olahraga Merpati Pos Seluruh Indonesia).
Saya sebagai salah satu penggemar merpati khusus nya tinggian akan mencoba mengurai tentang cara2 memilih merpati tinggi yg mungkin dapat di jadikan sebuah patokan...dan mungkin apabila meleset mohon maaf,karena tips ini didasarkan dari menggerayang burung tersebut,dan di luar kemungkinan geranyangan tersebut meleset....kalau ingin pasti nya harus mencoba dan melihat sendiri kerja merpati tinggi tersebut.
Cara memilih :
Lihat katuranggan burung sebelum memegang karena kalau di lihat sudah gak karu2an bentuknya mending jangan karena biasanya burung tersebut tidak seperti harapan.
1.untuk bulu:
1)harus kering
2)harus tebal
3)ujung bulu di usahakan jangan yg lancip2 agak bulat..karena kalau lancip biasanya tidak terbang tinggi
4)unjung bulu pada sayap di usahakan panjang nya sampai ke ujung ekor,kalau selisih jauh dari ekor biasanya tidak mau tinggi dan cenderung lari.
2.untuk mata:
1)usahakan yg bening dan bersih
2)jangan cari mata yg melotot keluar dari plupukan mata
3)jangan cari mata yg plupukannya merah membara
4)kalau matanya seperti mlobor/memudar harus di imbangi dengan warna burung yg mblobor pula
5)cari yg hitam2 pada mata merespon sinar nya cepat (besar kecil)
3.untuk bodi:
1)usahakan untuk merpati tinggi jangan terlalu besar (seperti kapal)
2)rata2 untuk merpati tinggi yg mau turun atas kepala bentuk nya seperti jantung..dada besar rapet burung tidak panjang.
3)untuk pegangan body harus rata sampai kebelakang (penuh)
4)pegangan jangan cari yg empuk ngaret atau empuk seperti kapas.
4.untuk paruh:
1)cari yg tipis
2)cari yg kering
3)cari yg jangan terlalu panjang
4)cari yg se warna
5.untuk supit:
1)cari jangan yg terlalu rapat dan terlalu renggang
2)jangan yg putus atau patah
itu pedoman saya untuk merpati tinggian..alangkah kah bagus nya apabila kita bermain merpati mendapat kan merpati jenis rambon tiga (rambon malang),yaitu silangan antara merpati jawa tulen,merpati balap,dan merpati pos..wah kalau pas ngecross nya hebat itu... tenaga di ambil dari pos tinggi dan jujur nya di ambil dari merpati jawa kecepatan di ambil dari merpati balap.
Untuk mitos2 merpati tinggi ada beberapa hal:
1.Merpati warna hitam dengan paruh putih..
menurut mitos ini merpati tidak bakal bisa jadi....dan dari kakek saya.papah saya,paman saya dan saya sendiri..ini merpati tidak bakal jadi untuk tinggian karena mentak dan sifat nya jelek sekali
2.Merpati Gendong mayit ( ada warna putih di punggung tapi tidak tembus ke ekor atau kepala )
banyak yg bilang juga tdak jadi...tapi kalau yg ini saya tidak percaya 100% karena saya mencoba beberapa gendong mayit ada yg jadi.
3.Merpati mempunyai ekor panjing (cabang)
banyak yg bilang merpati jenis ini suka mendapat bandangan (merpati datang sendiri)..saya membuktikan memang iya..apalagi anakan sendiri..
4.Merpati dengan garis mata merah membara ( jawa timuran )
banyak yg bilang kurang cerdas,sering lihat keperan betina turun ...survey saya membuktikan memang iya...kalau pelihara jenis ini siap2 aja uang banyak untuk nebus
5.Merpati sabet ( bulu sayap beda warna di ujung..dan cuman satu kanan saja atau kiri saya)
banyak yg bilang ini burung untuk tinggian tidak bakal jadi...menurut saya tidak begitu karena saya punya sabet yg istimewa...tetapi bisanya kalau sabet,merpati nya mau jadi ya jadi sekalian kalau tidak ya jadi sampah.
6.Merpati selap ganjil ( bulu sayap di tengah2 berwarna lain,di kiri saja atau di kanan saja)
banyak yg bilang ini burung susah di latih dan suka clap clup ..hinggap seenak nya....menurut saya tidak semuanya begitu
7.Merpati mata cilau air,cilau mawar (merpati bermata putih)
banyak yg bilang tidak kuat kalau di lepas siang2 di terik matahari,menurut saya memang begitu ,dia hebat nya kalau suasana agak gelap malah matanya awas sekali
nah itu lah pedoman saya dalam memilih merpati khusus nya tinggi an, apabila ada kekurangan mohon di tambah dari yg lebih pakar atau salah dalam menafsirkan sebuah merpati mohon maaf.....
Cara merawat serama tidak sulit dan tak berbelit-belit. Kebutuhan hidupnya sama seperti ayam buras. Menurut pengakuan Ir. Rudiasfie Sjofinal peternak ayam serama di Jakarta ayam cebol ini memang sedikit sukar dikembang-biakkan. Ukuran kakinya pendek menyebabkan pejantan sulit melakukan penetrasi ketika hendak kawin. Akibatnya, proses percintaan menjadi tidak mesra dan sering tidak tepat mengenai sasaran.
Rudi sering membantu ayam pejantan nangkring di atas ayam betina. Teknik pengawinan ini dilakukan dengan cara memegang ayam betina lalu menyodorkanya ke depan pejantan. Syaratnya, kedua mempelai harus benar-benar sudah siap kawin. Induk betina siap dipinang pada berusia 5 – 6 bulan. Serama betina seperti itu biasanya berperilaku jongkok jika dipegang punggungnya. Sedangkan usia subur pejantan berkisar pada umur 4 hingga 5 bulan.
Rudi juga menerapkan teknik kawin gilir. Dalam metode ini ayam betina dipaksa melayani 3 ekor pejantan. Penggiliran dilakukan secara berselang sekitar 2 – 3 jam. Melalui cara perkawinan seperti itu diharapkan peluang keberhasilan bisa diperbesar.
Meski ukuran tubuhnya kecil, serama termasuk jenis ayam bernafsu birahi tinggi. Ia tak gentar dan tak segan-segan jatuh cintrong kepada ayam berbadan lebih gede. Menurut Johan, peternak ayam dari Bekasi, serama mulai belajar kawin ketika berusia 3 bulan. Pejantan muda sehat harus bisa menyalurkan hasrat bercintanya sebanyak 6 – 8 kali setiap hari. Nafsu birahi serama memuncak ketika cuaca mendung, atau pagi dan sore hari.
Kesuburan ayam serama sangat dipengaruhi oleh kesehatan fisik. Cuaca terlalu dingin bisa menurunkan kemampuan ayam betina menghasilkan telur. Sebab sebagian besar pakan digunakan untuk produksi energi guna mempertahankan panas badan. Jadi, ayam serama yang dipelihara di daerah dingin harus memperoleh pakan dengan kandungan karbohidrat tinggi. Semisal jagung Sebagai hidangan tambahan, Rudi selalu menyuguhkan menu tambahan berupa jangkrik, dan tauge kepada ayam-ayamnya. Setiap seminggu sekali Rudi juga memberi ayamnya vitamin E. Cara praktis yang lain dilakukan oleh Albert Tan Swee Guan peternak ayam serama asal Selangor, Malaysia. Ia tak pernah memberi menu tambahan aneh-aneh kepada ayam peliharaannya. Menurut pria berkacamata tersebut, pakan ayam petelur saja sudah cukup. Pabrik sudah meracik pakan tersebut sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukan ayam. Albert selalu memberi pakan 2 kali dalam sehari kepada ayamnya. Yaitu di pagi hari dan malam hari sekitar pukul 8. “Itu Chiken feed sudah dikaji sesuai untuk ayam, jadi you tak payah bagi apa-apa lagi,”terang pria tersebut dengan logat melayu.
Telur gagal menetas termasuk salah satu hambatan budidaya ayam serama. Dua kunci penting yang tak boleh dilupakan saat menetaskan telur ayam serama yaitu suhu dan kelembapan. Suhu penetasan tidak boleh melebihi atau kurang dari 37,5°C – 38°C. Kelembapan harus selalu disesuaikan dengan usia telur. Minggu pertama hingga minggu ke dua kelembapan diatur pada kisaran 65% – 70%. 2 – 3 hari menjelang menetas, kelembapan harus ditambah hingga kisaran 95% – 100%. Derajat kelembaban bisa diukur dengan Hygro meter. Piranti ini biasanya sudah ada pada alat penetas. Kondisi udara terlalu kering membikin kulit telur jadi keras. Akibatnya anak ayam kesulitan memecah cangkang telur. Kalau sudah seperti itu, anak ayam bisa mati lemas gara-gara tidak bisa bernafas. Di arena lomba, ayam serama dapat tampil prima jika birahinya sedang memuncak. Oleh karena itu, seminggu sebelum ikut kotes ia tidak boleh melihat lawan jenisnya. Jadi taruhlah serama Anda di tempat yang terisolir. Umumnya nafsu birahi serama memuncak pada usia 4 – 6 bulan.
Bulu ayam serama yang terlalu sering kawin sering rusak. Sewaktu bercumbu serama betina gemar mematok bulu leher sang pacar. Alhasil bulu wiring itu banyak yang copot sehingga serama jantan jadi botak. Hal itu bisa dicegah dengan jalan melarang serama jantan berpacaran sebelum meraih prestasi.
Selain tidak boleh kawin, ayam serama unggulan juga tak boleh terlalu gaul. Ia dilarang terlalu sering bermain di halaman alias diumbar. Menurut Gusti M. Taufik, ayam yang kerap diumbar akan mandi pasir atau kipu. Nah, hal itulah yang memicu bulu jadi acak-acakan, patah, dan warnanya kusam. Mandi pasir juga bisa bikin sisik kaki copot dan patah. Yang lebih berbahaya lagi, dikawatirkan ayam akan memakan benda-benda berbahaya. Semisal pecahan kaca, dan karet. “Ayam saya pernah mendadak lemas. Lantas setelah saya potong ternyata di dalam temboloknya ada belingnya,” sahut Rudi salah satu pelopor ayam serama di Negeri ini.
Ayam serama juga harus dilatih berkonsentrasi supaya tampil prima di atas panggung. Ia tidak boleh mematok karpet atau kabur dari panggung. Jadi ayam cebol ini harus tak jemu-jemu bergaya dan berkokok lantang di atas cat walk.
Cara melatih mental serama tidak susah. Sekitar 2 – 3 minggu sebelum kontes dia harus dibiasakan dengan panggung berkarpet. Basahi ayam mungil itu dengan sepotong lap. Setelah itu, taruhlah di atas meja yang diberi karpet berwarna hijau. Mengapa harus karpet berwarna hijau? Pasalnya benda tersebut sering dikira rumput. Jadi kalau ketika latihan ia sering tertipu oleh karpet hijau, diharapkan saat di panggung lomba ia ogah mematok-matok karpet lagi. Biar serama tidak kabur, tutuplah dengan kurungan. Setelah itu posisikan meja latihan di tempat yang panas. Seusai dijemur ayam tidak boleh langsung diberi minum. Kalau hal itu dilanggar, ayam bisa diterjang penyakit ngorok. Wajahnya yang cerah mendadak berubah jadi pucat pasi. Taruhlah terlebih dulu ayam yang usai dijemur di tempat teduh selama 15 – 30 menit. Nah, setelah itu ayam baru boleh menegak segelas air segar. Serama wajip menyantap porsi pakan pas dengan menu extra gizi. Vitamin E, Pospor dan Calsium sangat penting untuk merawat kecantikan bulu. Vitamin E banyak terkandung dalam minyak ikan. Sedangkan Calsium dan Pospor banyak terdapat dalam sotong alias kulit cumi. Extra fooding tersebut musti disuguhkan setiap hari.
Soal menu pakan serama, Rudi punya resep jitu yang layak ditiru. Setiap pagi ia selalu memberikan minuman bercampur Enervon C kepada seramanya. Ramuan tersebut harus habis sekali minum serta tidak boleh terkena terik matahari. Sebab, khasiatnya bisa hilang. Menu sarat gizi lain yang ia suguhkan yaitu 3 ekor jangkrik dan kroto. Jagung tidak boleh dihidangkan secara berlebihan. Sebab serama yang terlalu banyak menyantap jagung bisa cepat mengalami rontok bulu.
Selain penampilan menarik, serama juga harus memiliki bobot badan seringan mungkin. Jadi, diet harus diawasi secara ketat. Hindari pemberian pakan yang banyak mengandung lemak. 3 hari menjelang lomba, ayam serama disuguh beras merah atau gabah. Porsinya cukup 2 – 3 sendok makan saja. Menu itu diberikan 2 kali dalam sehari. Yaitu pada pagi dan sore hari. Resep lain dimiliki Ajong penangkar ayam serama di bilangan Pulo Mas, Jakarta. Sebulan menjelang kontes serama hanya diberi pakan berupa gabah mini. Menu itu disodorkan dua kali sehari. Yaitu di pagi dan di sore hari.
Supaya bulu serama semakin nampak kinclong, ayam harus rajin berjemur. Acara mandi sinar matahari dilakukan mulai pukul 8 hingga pukul 10 pagi. Sebelum dijemur sebaiknya ayam dimandikan terlebih dulu. Bahkan kalau perlu setiap sebulan sekali ayam dikeramasi dengan shampo. Kegiatan ini harus dilakukan pada saat cuaca cerah. Seusai karmas, ayam segera dihanduki dan dijemur. Manipulasi kecantikan ternyata tidak diharamkan di dunia hobi ayam serama. Supaya tampil elok di panggung, banyak serama yang menjalani perawatan kecantikan. Semisal meluruskan bulu pedang (bulu ekor terpanjang) dengan cara diolesi air jeruk nipis, operasi plastik untuk merapikan jengger, serta merapikan bulu sayap.
Urakan karena haus cinta
Serama yang tak pernah kawin sering menderita kelainan perilaku seksual Kondisi seperti itu banyak diderita oleh serama mantan jawara. Waspadai dan latihlah ayam tersebut kawin dengan cara sopan dan benar. Di dunia perseramaan calon kontesan pantang kawin sebelum menang. Ayam cebol itu dipingit dan dilarang berpacara lebih dulu. Mereka digembleng serta musti rajin berlatih berpose di atas panggung.
Ketika ayam kerdil telah pensiun dari arena lomba dan hendak dikawinkan, pehobi baru bisa menemui akibat yang muncul karena ayam selalu dipingit. Semisal ayam menjadi terlalu bersemangat kawin. Ada juga yang terlalu cuek tak menggubris godaan serama betina, Meskipun seekor ayam serama yang Anda pelihara hendak mengikuti lomba, bukan berarti serama tersebut tidak boleh kawin. Proses perkawinan dilakukan secara terjadwal dan tidak boleh terlalu sering. Ayam yang terlalu sering kawin bisa mengalami kerusakan bulu. Jika Anda tidak menginginkan bulu ayam jadi acak-acakan gara-gara kawin, taruhlah ayam tersebut dalam kandang umbaran beralas rumput.
Seekor serama mantan juara harus dikawinkan secara berhati-hati. Sebab jika hal ini dilakukan secara serampangan, keselamatan ayam betina bisa terancam. Menurut pengalaman Tambat nurhasan, ayam serama yang belum pernah dikawinkan memiliki nafsu birahi yang luar biasa. Jika ayam cebol berkelamin jantan ini langsung dikawinkan tanpa perkenalan dan pemanasan lebih dulu, bisa menyebabkan ayam betina babak belur bahkan jiwanya melayang.
Tips dan trik melatih serama kawin yang sudah lama dipraktekkan Tambat layak ditiru. Nafsu birahi berlebihan dari ayam serama bisa diredakan dengan jalan memandikannya setiap pagi. Selain itu, berbagai menu yang bisa membangkitkan gariah kawin juga harus dikurangi. Pakan seperti itu umumnya mengandung protein dalam jumlah tinggi. Semisal pur, minyak ikan dan jagung. Cara lain yang dilakukan oleh Tambat untuk mencegah perilaku seksual ayam serama yang brutal yaitu dengan jalan merangsang nafsu birahi pejantan dengan tangan. Langkah ini dilakukan sebelum pejantan dikawinkan. Umumnya serama jantan yang sedang ngebet kawin akan mengejar tangan setiap orang yang mendekatinya. “Tangan saya sering dikira ayam betina. Ayam pejantan tersebut langsung nangkring di atas tangan. Lantas cairan sperma berceceran di lengan saya,”jelas Taambat ketika ditemui di kediaman Rudi pelung.
Lakukanlah metode itu pada waktu pagi atau sore hari. Biarkan serama jantan melampiaskan nafsu birahinya di atas tangan Anda. Setelah itu beri waktu sekitar 10 – 15 menit untuk beristirahat, kemudian rangsang kembali ayam jantan tadi. Setelah menjalani 2 – 3 kali rangsangan buatan, serama jantan baru boleh kawin. Nah, cara tersebut bisa membuat serama jantan menjadi lebih mesra saat mengajak bercinta sang Betina.
Metode lain yang dilakukan oleh Tambat untuk melatih ayam serama kawin yaitu dengan jalan menaruh kedua ayam yang akan dijodohkan dalam kandang terpisah. Sangkar calon mempelai itu tidak boleh terlalu berdekatan dulu. Setelah perilaku ayam jantan nampak tidak ugal-ugalan lagi, sangkar itu baru boleh didekatkan. Nah, mereka baru bisa dicampur jika sudah nampak akur. Korban jiwa bisa dicegah dengan jalan menjodohkan ayam serama jomblo dengan serama betina siap kiawin. Umumnya ayam betina siap kawin ditandai dengan perilaku jongkok sewaktu dipegan punggungnya. Induk betina seperti itu tidak terlalu banyak cing-cong dan pasrah ketika diajak bercinta. Jika Anda masih khawatir dengan perilaku urakan serama jantan, pegang induk betina lalu sodorkan berlahan-lahan ke depan serama jantan. Teknik kawin paksa seperti ini disebut sebagai kawin dodokan.
Lain halnya dengan Hendri Kumis, hobiis ayam serama di Jakarta, menurutnya ayam serama yang tidak pernah dikawinkan sejak kecil bisa menderita penurunan gairah seksual. Ayam seperti ini tidak akan mudah tertarik dengan lawan jenisnya. Bahkan ketika dicampur, tanpa basa-basi ia langsung menghajar serama betina secara membabi-buta.
Ayam loyo bisa dirangsang dengan menu kaya protein dan mengandung bahan penghangat badan. Semisal kecambah, vitamin E dan Jahe. “Biar hangat jahe disuguhkan setiap malam. Dosisnya cukup sebesar kelingking jari saja. Tauge dihidangkan pada siang hari,” terang Hendri. Pejantan serama yang loyo juga harus dibiasakan bergaul dengan serama betina. Campurlah mereka dalam sebuah kandang umbaran berukuran 1,5 m x 3 m. Tiap kamar dihuni 1 pejantan dan 2 – 3 ekor betina. Kira-kira dua minggu kemudian, serama jantan tadi sudah “gaul” dan senang mejeng.
Dunia perunggasan nasional dalam gejolak. Demikianlah kalimat yang mungkin tepat untuk menggambarkan bagaimana situasi perunggasan kita saat ini yang seiring dengan krisis ekonomi yang tiada menentu. Gejolak perunggasan –yang dalam hal ini adalah per-’ayam’-an, cukup rumit untuk ditelusuri bagai mengurai benang kusut. Mulai fluktuasi harga broiler, produksi DOC yang (sekarang) kekurangan, harga pakan yang relatif tinggi, belum harmonisnya hubungan antara peternak kecil dan besar, dan berbagai permasalahan lainnya cukup membuat “resah” perekonomian nasional dan bikin “pusing” para penentu kebijaksanaan. Namun, di tengah gejolak per-’ayam’-an itu, ada sekelompok ayam yang sepi dari hingar bingar tersebut. Ia adalah ayam kampung. Ya, ayam kampung memang sepi , adem ayem, seakan tidak terpengaruh oleh situasi yang bergejolak di lingkungannya. Ayam kampung sepi dari pembicaraan orang, sepi dari naiknya harga pakan, sepi dari sirkulasi pasar, sepi dari program ini dan itu, bahkan sepi juga dari sentuhan tangan para pengusaha.
Mengapa demikian? Apakah ayam kampung itu “kesepian” dan “minder” sehingga tidak punya nyali untuk tampil di kancah perunggasan? Atau karena atribut “kampung” membuatnya sepi dari “peredaran”. Tapi bukankah pemerintah juga sudah menaikkan “derajat”-nya dengan mengganti nama menjadi ayam buras (bukan ras). Tokh ayam ini belum juga sempat dilirik oleh para pelaku usaha peternakan, apa lagi untuk dibudidayakan secara besar-besaran.
Banyak kalangan baik itu pengamat, praktisi, maupun peneliti yang mengemukakan bahwa sebenarnya ayam kampung itu cukup potensial untuk bersaing di kancah perunggasan. Beberapa diantaranya adalah melalui intensifikasi pemeliharaan. Jadi sistem pemeliharaan yang selama ini hanya ‘sekedarnya’ harus dirubah menjadi lebih ‘moderen’. Akan tetapi perlu juga kita akui bahwa ayam kampung masih memiliki permasalahan yang membuatnya belum dijadikan pilihan usaha peternakan.
Perbaikan sistem melalui pola intensifikasi pemeliharaan merupakan cara atau pilihan yang telah cukup banyak dilakukan oleh peternak (kecil). Hasilnyapun agaknya tidak mengecewakan, yaitu dapat meningkatkan pendapatan peternak melalui cara ini. Akan tetapi nilai tukar produk ayam kampung masih diuntungkan oleh adanya anggapan-anggapan tradisi, seperti: telur ayam kampung memiliki khasiat tertentu yang tidak dimiliki oleh telur ayam ras, rasa dagingnya yang lebih enak, dan lain-lain angapan sejenis. Bukan berarti angapan-anggapan tersebut salah atau perlu disalahkan, tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa gejolak permintaan para konsumen itu dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor ekonomis. Kalau dibandingkan dengan harga produk-produk ayam ras, memang lebih mahal. Juga bagi produsen, ia akan memilih komoditas yang efisien dari segi pemeliharaan.
Selain itu ketersediaan produk ayam kampung tidak kontinyu, sementara permintaan akan daging dan telur cenderung meningkat secara eksponensial. Hal ini membuat peluang pasar ayam kampung ‘direbut’oleh ayam ras. Untuk permasalahan ini agaknya perlu adanya program pembibitan ayam kampung untuk mendapat suplai bibit secara kontinyu. Hanya saja permasalahan ini adalah daur reproduksi ayam kampung relatif lebih lama/panjang sehingga cukup mengganggu kelancaran ketersediaan bibit. Hal ini karena ayam kampung karus kawin, bertelur, mengeram dan menetaskan, dan memelihara anak. Mengenai sifat mengeram dan memelihara anak merupakan sifat alami yang tidak bisa dihilangkan begitu saja, tetapi dapat dikurangi/manipulasi. Mengeram dan memelihara anak memerlukan jangka waktu tertentu sehingga upaya yang dapat kita lakukan adalah mengurangi lamanya jangka waktu tersebut seperti, tugas mengeram dan menetaskan telur diserahkan kepada mesin tetas sehingga ayam tidak perlu lagi mengerami telurnya, meskipun “hasrat” untuk mengeram tetap ada tetapi telah diminimalkan. Demikian juga dengan mengambil alih “hak” ayam jantan melalui inseminasi buatan merupakan sarana yang dapat dimanfaatkan untuk mempermudah upaya pembibitan.
Pilihan lain yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki mutu genetik ayam kampung. Untuk ini peranan seleksi sangat dibutuhkan untuk mendapatkan bibit-bibit ayam kampung sesuai dengan yang diharapkan. Apa lagi ayam kampung itu sendiri cukup beragam. Ini tentunya memberi peluang bagi kita untuk memilih dan memilah ayam-ayam ungulan. Sejalan dengan ini dapat pula dilakukan pemuliabiakan melalui persilangan antaragam ayam kampung. Beberapa daerah di Indonesia memiliki ayam kampung yang tipikal, misalnya, ayam Nunukan di daerah Kalimantan, ayam Kedu di daerah Kedu (Jawa Tengah), dan masih banyak lagi ragam ayam kampung sesuai dengan kekhasannya masing-masing. Bila semua itu dimanfaatkan dengan baik maka akan dapat meramaikan dunia persilangan ayam kampung dengan harapan akan muncul “jawara-jawara” unggulan.
Akan sangat menggembirakan lagi kalau kita dapat “menciptakan” ayam ras dari ayam-ayam kampung kita sendiri. Ini membutuhkan teknologi rekayasa genetika. Dengan mengotak-atik gen ayam kampung kita ciptakan ayam ras. Sebagaimana kita ketahui bahwa nenek moyang ayam ras adalah ayam kampung juga. Maka tidaklah menutup kemungkinan kita bisa memiliki Parent Stocksendiri. Contohnya adalah Mesir, negara berkembang yang sudah mampu menciptakan ayam ras dari ayam-ayam lokalnya. Kenapa kita mesti tidak bisa? Memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, ini membutuhkan proses yang relatif panjang dan lama.
Ada satu lagi yang cukup memberi peluang bagi ayam kampung untuk bersaing, yaitu memanfaatkan isu-isu aktual dan global. Isu-isu global yang turut mewarnai pola konsumsi diantaranya adalah back to nature, animal walfare,dan consumer protection. Berkenaan dengan hal tersebut, di negeri-negeri yang telah maju, para konsumen lebih menghargai telur yang dihasilkan dari ayam-ayam yang dipelihara dengan sistem range daripada sistem bateray yang dianggap ‘menyiksa’ ayam. Mereka juga lebih memilih telur dan daging yang lebih alami, misalnya bebas zat aditif buatan, low fat, low cholesterol, dan lain-lain yang sering dikaitkan dengan aspek kesehatan dan keamanan tubuh manusia. Meskipun ini baru berlaku di negara-negara maju bukan berarti tidak akan berlaku di Indonesia. Bukankah John Naisbitt telah “membuat” dunia tanpa batas (borderless world), sehingga memungkinkan konsumen dari segala penjuru dunia memilih produk-produk negeri ini.
Untuk yang satu ini, agaknya ayam kampung cukup memenuhi persyaratan isu global tersebut. Tinggal bagaimana kita bisa mengemasnya dalam “bahasa” yang lebih menarik dan ilmiah. Kita tidak lagi harus mengatakan bahwa telur ayam kampung bisa sebagai obat kuat, dapat menyembuhkan orang kesetanan, atau ayam hitam legam dapat berkhasiat sebagai jamu, dan sebagainya yang cenderung “mistis”. Dengan mengemasnya secara ilmiah sesuai dengan tuntutan konsumen dewasa ini maka produk ayam kampung cukup menjanjikan. Telur ayam kampung tidak lagi hanya dijual pada mbok-mbok Jamu, tetapi ke hotel-hotel berbintang.
Akhirnya sepinya ayam kampung dari hingar bingar dunia perungasan bukan berarti tidak berpotensi untuk dibudidayakan oleh pengusaha. Hanya saja ini membutuhkan kerja keras dari semua pihak dan saling kerja sama antara peternak dengan lembaga-lembaga penelitian untuk terus menggali potensi ayam kampung. ::::::